PEMIMPIN YANG SELALU HADIR DI TENGAH RAKYAT

Wakil Gubernur Papua Selatan Paskalis Imadawa, menyapa ibu-ibu dan memilih noken barang dagangan di pondok jualan usai menghadiri Perayaan 25 Tahun Imamat Pastor Hendrikus Kariwop MSC di Kampung Winiktit, Distrik Woropko, Kabupaten Boven Digoel, pada Minggu 6 Juli 2025. Foto: Paskalis Keagop/suaraperempuanpapua.com

Paskalis Imadawa, walau baru menjabat lima bulan menjadi Wakil Gubernur Papua Selatan, ia selalu hadir di tengah rakyatnya, tidak hanya di kota. Tetapi juga sampai ke kampung-kampung terpencil untuk melihat, mendengar dan merasakan langsung bagaimana kondisi kehidupan nyata rakyat Papua yang hidup di wilayah-wilayah terpencil.

suaraperempuanpapua.com – PASKALIS IMADAWA dilantik secara resmi menjadi Wakil Gubernur Papua Selatan oleh Menteri Dalam Negeri Moh. Tito Karnavian di Jakarta pada 20 Februari 2025 mendampingi Apolo Safanpo, Gubernur Papua Selatan periode 2024 – 2029.

Setelah dilantik menjadi Wakil Gubernur, Paskalis langsung tancap gas, rutin  mengunjungi dan bertatap muka dengan masyarakatnya di kampung-kampung terpencil di wilayah Papua Selatan. Tak seperti biasanya, kebanyakkan para politisi setelah dipilih rakyat dan dilantik menjadi pejabat kepala daerah, langsung lupa rakyat dengan alasan sibuk. Rakyat yang memilihnya pun sulit menemui pemimpinnya yang telah mereka pilih dengan penuh harapan.

Tradisi para pejabat inilah yang hendak diubah Paskalis Imadawa setelah terpilih menjadi Wakil Gubernur Papua Selatan. “Wagub lebih banyak jalan terus ke mana-mana dalam waktu yang tidak tentu, daripada gubernur. Gubernurnya selalu di kantor jaga kandang,” ujar seorang ASN Provinsi Papua Selatan di Merauke, Senin 28 Juli 2025.

Paskalis Imadawa, selalu hadir di tengah berbagai kelompok masyarakat tanpa memandang asal-usul entah di kampung terpencil ataupun di tengah kota, semua orang dari berbagai kalangan dengan mudah dijumpainya. “Saya akan datang jika ada undangan,” ujarnya suatu saat.

Wakil Gubernur Papua Selatan Paskalis Imadawa, saat menghadiri Perayaan 25 Tahun Imamat Pastor Hendrikus Kariwop MSC di Kampung Winiktit, Distrik Woropko, Kabupaten Boven Digoel, pada Minggu 6 Juli 2025. Foto: Paskalis Keagop/suaraperempuanpapua.com

Perjalanan ke daerah-daerah selalu menggunakan kendaraan roda empat maupun menumpang pesawat udara berbadan kecil, seperti Mission Aviation Fellowship (MAF). Pilihan menggunakan sarana transportasi ini, tergantung pada ketersediaan prasarana transportasi di wilayah yang hendak dikunjunginya.

Dari empat kabupaten di wilayah Papua Selatan, hanya Merauke dan Boven Digoel yang bisa dilalui dengan kendaraan roda dua, roda empat, pesawat udara maupun kapal laut.

Kedua wilayah itu, infrastruktur jalan darat relatif telah terbangun dan terhubung ke sebagian besar wilayah, walau masih belum mencapai 100 persen terhubung ke seluruh wilayahnya. Sementara dua kabupaten lain, Asmat dan Mappi hanya bisa menggunakan jalur transportasi udara dan laut. Belum ada infrastruktur jalan darat yang dibangun menghubungkan pusat pemerintahan Provinsi Papua Selatan di Merauke dengan Asmat dan Mappi.

Cara yang dipilih Paskalis Imadawa untuk selalu berada di tengah rakyatnya adalah ingin melihat dan mendengar keluhan masyarakat secara langsung bagaimana kondisi kehidupan masyarakat secara nyata.

“Hanya dengan cara pejabat turun ke masyarakat di kampung-kampung terpencil, kita bisa tahu dan membangun masyarakat sesuai kebutuhannya. Kita tidak bisa membangun masyarakat berdasarkan keinginan pejabat. Kita sudah terlalu lama hidup menderita. Sekarang rakyat harus kita bangun,” ujar Wakil Gubernur Papua Selatan, Paskalis Imadawa saat menghadiri Perayaan 25 Tahun Imamat Pastor Hendrikus Kariwop MSC di Kampung Winiktit Distrik Woropko, Kabupaten Boven Digoel, pada Minggu 6 Juli 2025.

Wakil Gubernur Papua Selatan, Paskalis Imadawa, duduk bercerita dengan warga Kampung Ninati, Kabupaten Boven Digoel. Selasa, 29 Juli 2025. Foto Ronny/Tiffanews.co.id

Setiap wilayah yang dikunjunginya, Paskalis selalu menyapa setiap orang yang dijumpainya, baik yang tak dikenal maupun yang dikenalnya dengan penuh keakraban tanpa batasan pejabat atau bukan. Dia pun kerap menyempatkan diri mengunjungi pondok-pondok jualan ibu-ibu untuk sekedar melihat barang jualan maupun langsung belanja barang dagangan ibu-ibu.

Saat mengunjungi Ninati, sebuah distrik di wilayah perbatasan Indonesia dan Papua New Guinea di Kabupaten Boven Digoel pada Selasa 29 Juli 2025, Paskalis menyediakan waktu duduk-duduk bercerita dengan masyarakat Ninati. “Saya mau dengar langsung suara masyarakat. Namanya pemimpin, ya harus dengar keluhan rakyat. Kalau soal pribadi memang sulit dijawab, tapi kalau menyangkut kepentingan banyak orang, itu tugas kita menjawab,” ujarnya dalam percakapan santai dengan masyarakat di Ninati.

Khusus di wilayah Boven Digoel, Paskalis Imadawa merasa berada di kampung sendiri. Banyak kenangan telah tercipta di sana. Setelah menyelsaikan pendidikan SMP di Kimaam pada 1988, dia melanjutkan ke SMA YPPK Santo Petrus Hoeboer Mindiptana dan lulus tahun 1991. Selama tiga tahun telah tercipta banyak kenangan pahit maupun manis yang tak mungkin dilupakannya. Selama tiga tahun, hidup sebagai Tenaga Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Misi Katolik Mindiptana di Kali Kao. Sebagai upaya untuk sekedar menyambung hidup.

Dan di kemudian hari, Paskalis Imadawa terpilih menjadi Wakil Gubernur Papua Selatan pertama, periode 2024 – 2029. Karena itu, Paskalis Imadawa menjadikan Mindiptana sebagai rumah sendiri.(*

Paskalis Keagop (Winiktit)