
Teluk Wondama Bersiap Jadi Pusat Sejarah dengan Kehadiran KM Sinabung dan KM Dorolonda pada perayaan seabad peradaban dan pendidikan Orang Papua.
SUARAPEREMPUANPAPUA.COM—TELUK WONDAMA sedang bersiap menorehkan catatan sejarah. Di Wasior, ibu kota kabupaten yang dikenal dengan keindahan alam dan keramahan warganya, akan digelar perayaan akbar: Satu Abad Peradaban Orang Papua sekaligus 100 tahun pendidikan di Tanah Papua.
Momen besar ini bukan sekadar pesta, tetapi penanda perjalanan panjang masyarakat Papua dalam dunia pendidikan dan peradaban. Untuk memastikan kelancaran mobilitas ribuan tamu dan undangan, Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama menggandeng PT Pelni (Persero).
Lewat sebuah perjanjian kerja sama yang ditandatangani langsung oleh Bupati Teluk Wondama Elysa Auri bersama Direktur Usaha Angkutan Penumpang PT Pelni, Nuraini Dessy W, di ruang Rapat KM Dorolonda Kantor Pusat Pelni, Jakarta, belum lama ini disepakati penggunaan dua kapal ikonik milik Pelni: KM Sinabung dan KM Dorolonda.

Kapal Jadi Hotel Terapung
Tak hanya menjadi alat transportasi, kapal-kapal ini akan memainkan peran lebih istimewa. KM Sinabung akan diubah fungsinya menjadi hotel terapung bagi para tamu Very Important Person (VIP). Mulai dari gubernur, bupati/walikota, pimpinan gereja hingga para tokoh sinode, diperkirakan sekitar 3.000 orang akan menggunakan fasilitas kapal ini selama kegiatan berlangsung.
“Kapal ini akan tiba di Manokwari pada 23 Oktober 2025 dan langsung mengangkut tamu undangan menuju Wasior. Selama perayaan berlangsung, sebagian tamu akan menginap di atas kapal, sementara sebagian lainnya akan turun dan menyatu dengan masyarakat,” ujar Bupati Elysa Auri melalui akun pribadinya.
Sementara itu, KM Dorolonda akan menjadi kapal pengangkut utama masyarakat yang ingin turut serta merayakan momen bersejarah ini. Kapal ini dijadwalkan tiba di Manokwari pada 24 Oktober 2025, membawa penumpang dari Jayapura, Serui, dan Nabire.

Denyut Peradaban di Lautan Papua
Bukan hanya daratan Wasior yang akan ramai, lautan Teluk Wondama pun akan berdenyut oleh pergerakan kapal putih Pelni. Pada 25 Oktober malam, KM Sinabung akan kembali berlayar ke Manokwari, lalu pada 26 Oktober pagi berlabuh kembali di Wasior untuk menjemput penumpang berikutnya. Selama dua hari kapal ini akan bersandar, sebelum akhirnya pada 28 Oktober malam kembali mengantar seluruh tamu undangan ke Manokwari.
Hadirnya kedua kapal ini seolah menjadi simbol perjalanan panjang orang Papua menembus gelombang sejarah. Dari laut, para tamu akan tiba untuk merayakan capaian besar pendidikan dan peradaban. Dari darat, masyarakat Teluk Wondama telah menyiapkan diri menyambut peristiwa yang akan dikenang lintas generasi.
Wasior Menjadi Pusat Perhatian
Perayaan satu abad ini bukan hanya milik Teluk Wondama, tetapi juga milik seluruh orang Papua. Kehadiran kapal Pelni memberi pesan bahwa lautan yang dahulu menjadi tantangan, kini menjadi penghubung peradaban.
“Perayaan ini bukan sekadar pesta, tetapi momentum merefleksikan bagaimana pendidikan dan iman telah menuntun orang Papua menuju kehidupan yang lebih baik,” kata Elysa Auri.
Dengan sinergi antara pemerintah daerah, PT Pelni, dan seluruh masyarakat, Wasior bersiap menyambut sejarah baru. Gelombang kapal putih di Teluk Wondama akan menjadi saksi bahwa Papua telah berlayar jauh, dan kini berdiri teguh di dermaga peradaban.(tspp/gabriel maniagasi)
