KABUPATEN JAYAPURA GALANG TANAM KOPI

Bupati Jayapura Yunus Wonda menggalang penanaman bibit pohon kopi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat Kabupaten Jayapura. Penggalangan diawali dengan penanaman kopi di lahan seluas 500 hektare di Nimboran.

Bupati Jayapura Yunus Wonda menanam bibit pohon kopi perdana di Kampung Singgriway, Distrik Nimboran. Foto: Dinas Kominfo Kabupaten Jayapura.

suaraperempuanpapua.com – PEMERINTAH Kabupaten Jayapura mendorong pengembangan sektor pertanian dan perkebunan sebagai motor ekonomi masyarakat. Hal itu, ditandai dengan penanaman kopi organik arabika secara simbolis oleh Bupati Jayapura, Yunus Wonda, di Kampung Singgriway, Distrik Nimboran, pada Rabu 23 Juli 2025.

Kegiatan itu dihadiri oleh Kapolres Jayapura AKBP Umar Nasatekay, Kepala Dinas Kominfo Gustaf Griapon, Kabag Protokol Mikhael Yewi, serta Kepala Distrik Nimboran dan para kepala kampung.

Yunus Wonda mengapresiasi antusiasme warga Singgriway yang serius mengembangkan potensi komoditas lokal, khususnya kopi dan kakao. “Visi dan misi pemerintah saat ini adalah menjadikan wilayah Grime Nawa menjadi kawasan unggulan dalam sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan.”

Bupati juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menyiapkan pasar bagi hasil pertanian masyarakat. Karena itu, dinas terkait agar tidak hanya mendorong semangat tanam, tetapi juga menjamin kesinambungan dari hulu ke hilir, dari proses tanam hingga panen dan distribusi. Dengan adanya koperasi, pemerintah dapat mengetahui secara pasti kebutuhan petani di setiap kampung dan distrik, seperti pupuk, alat pertanian, hingga akses jalan.

Pemerintah Kabupaten Jayapura juga berencana menggandeng pemerintah pusat melalui APBN dan Balai terkait untuk mendukung infrastruktur pertanian, seperti akses jalan menuju lahan-lahan produktif. Pembukaan lahan-lahan skala besar akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor.

Foto: Dinas Kominfo Kabupaten Jayapura.

“Investor butuh skala besar. Kalau hanya satu, dua hektare mereka tidak tertarik. Tapi jika kita siapkan lahan 5.000 hingga 20.000 hektara, mereka pasti mau masuk. Dengan skala besar, investor bisa langsung membeli hasil panen dari Masyarakat. Sehingga ada kepastian pasar dan peningkatan ekonomi lokal,” ujar Yunus Wonda di Singgriway.

Pembukaan lahan pertanian dan perkebunan dalam skala besar juga akan mengancam kawasan wisata pengamatan burung Cenderawasih di sekitar wilayah pertanian. Maka, pentingnya sinergitas antara pelestarian alam dan kesejahteraan rakyat.

Yunus Wonda mengatakan kita harus melihat kepentingan rakyat juga. Alam itu penting, tapi rakyat butuh hidup. Maka kita cari jalan tengah agar pertanian bisa berjalan tanpa merusak ekosistem yang ada. Pemanfaatan lahan pertanian justru menjadi solusi ketimbang membiarkan hutan rusak tanpa manfaat ekonomi bagi masyarakat.

”Saya pernah terbang rendah dan melihat banyak hutan sudah gundul. Jadi daripada hutan rusak tak terkendali, lebih baik kita kelola jadi lahan pertanian yang produktif. Karena itu, saya menyerukan agar semua pihak menghentikan stigma negatif terhadap orang Papua,” tegas Yunus Wonda.

Bupati Jayapura Yunus Wonda menegaskan tidak boleh lagi ada anggapan bahwa, orang Papua tidak bisa berkebun atau hanya meminta. Hari ini masyarakat buktikan mereka bisa kerja, bisa bangun kebun, dan punya semangat besar untuk maju. Penanaman kopi merupakan langkah konkret dan bentuk dukungan penuh pemerintah. “Diharapkan wilayah Grime Nawa dapat menjadi contoh sukses pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal di Papua,” ujar Yunus Wonda.(*

Dinas Kominfo Kabupaten Jayapura